
MUSABAQAH  Fahmi Kutubit Turats (MUFAKAT) IV tingkat Nasional, di Lombok, telah  usai. Kafilah masing-masih daerah telah kembali ke Pesantren, Madarasah,  Dayyah dan Surau masing-masing. Seperti halnya kafilah Agam yang  berasal dari MTI Canduang dijemput langsung ke Bandara Internasional  Minangkabau oleh Raisul Madrasah H. Amhar Zen Arrasuli pada Senin  (25/7). Musabaqah bergengsi itu menyisakan kesan cukup mendalam bagi  satri-santri.  Banyak pengalaman dan metode baru memahami Kitab Kuning  yang menyesak untuk segera diaplikasikan di pesantren asal.

Wali-wali  nagari se-kecamatan Canduang merasa senang dan bangga mendengar kabar  tentang kemenangan beberapa orang santri ini. Sebut saja Nita Permata  Sari 
juara harapan 2 Cabang Wustha Golongan Akhlaq santri MTI Canduang adalah warga Mhd. Nasir Kh. Bagindo Wali nagari Bukik Batabuah. 
Muhammad Rizki, juara harapan 3 Cabang Ula Golongan Tariqh dari Ponpes Ashhabul Yamin, Lasi warga Masril Khatib Bandaro Wali nagari Lasi. 
Nurhamida  Anar, juara 2 Cabang Wustha Golongan Ushul Fiqh dari MTI Canduang warga  Thamrin H.K Dt. Pangeran S.Sos Wali Nagari Canduang Koto Laweh. Kabar  gembira itu disampaikan oleh Monisfar, S.sos di kantin komplek kantor  wali nagari Canduang Koto Laweh ketika menunggu bus pariwisata Study  Tour Perangkat-perangkat nagari se-kecamatan Canduang ke Sawah Lunto  Sabtu (23/07) lalu.

Situs berita digital 
sumbaronline  melaporkan bahwa "Walaupun tidak mendominasi peraihan juara, Kafilah  Sumatera Barat cukup mengharumkan nama daerah dalam ajang tersebut.  Informasi itu disampaikan Pendamping Kafilah Sumbar asal Kabupaten  Padangpariaman Drs Zakirman MAg via telepon seluler kepada wartawan  www.sumbarONLINE.com, Minggu (24/7). Menurutnya, dari 40 orang Kafilah  Sumbar, 13 di antaranya merupakan santri Pondok Pesantren Nurul Yaqin  Ringan-ringan, Pakandangan yang dipimpinnya. "Alhamdulillah.., para  santri Minang ini sanggup mengharumkan nama Sumbar dengan 10 piala.  Rinciannya terdiri dari 2 juara II (Okky Safrianto dan Nurhamida Anar), 1  juara III (Rabiatul Adawiyah), 2 harapan I (Hasanatu Yaumil Hazni dan  Tenti Atika Putri), 2 harapan II (Nita Permata Sari dan Ismael) serta 3  orang harapan III (M Rizki, Muhibbudin dan Desrina Rahmawati)," ujar  Zakirman.
Sementara itu, Kabid PK Pontren Kanwil Kementrian Agama  Sumbar selaku pimpinan kafilah mengatakan, ajang Mufakat ini diharapkan  dapat memotivasi santri/wati Sumbar untuk lebih tekun mempelajari kitab  kuning, bahkan bisa menanggulangi kelangkaan 'ulama di masa datang.
"Apalagi  kalau Gubernur bersedia memberi bonus terhadap anak-anak kita ini,".  Menurut Haryadi, dalam lomba tersebut kemampuan kafilah Sumbar memang  agak terbatas, terutama dalam pemahaman materi ujian yang disampaikan  dewan hakim. “Kita sering ngawur dibanding peserta yang berasal dari  Pulau Jawa yang juga gudangnya pondok pesantren,” tegas Haryadi. Tidak  hanya Pulau Jawa, Ponpes asal wilayah Sumatra yang semula dianggap bisa  bersaing dengan kafilah Sumbar, ternyata posisinya jauh lebih unggul.  seperti Aceh. Dilaporkan: 
sumbaronline
Seharusnya  pengalaman-pengalaman selama (MUFAKAT) IV tingkat Nasional, di Lombok  ini direfleksi oleh Pimpinan-pimpinan pesantren di kecamatan Canduang  untuk peningkatan kualitas lulusan pada tahun-tahun berikutnya. 
|CMC-003
 
 
 
Posting Komentar untuk "KAFILAH MUFAKAT LOMBOK KEMBALI KE CANDUANG"